Kamis, 26 Januari 2012

Tanda Medan


Melakukan  analisa  bentuk  kontur  yang  tergambar  pada  peta  untuk mendapatkan gambaran medan  sebenarnya. Mengenali  tanda medan  ini dapat dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :

  1. Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap peta topografi).
  2. Kontur  yang  rendah  selalu mengelilingi  kontur  yang  lebih  tinggi,  kecuali untuk kawah.
  3. Antar  kontur  tidak  akan  saling  berpotongan,  kecuali  berhimpit  pada lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
  4. Kontur  yang  bebentuk  seperti  huruf  V  dari  pusat  kontur  merupakan  punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur  adalah lembahan.
  5. Kontur  terputus-putus  menyatakan  ketinggian  setengah  atau  lebih  dari
    perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. 
  6. Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam. 
  7. Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian 
  8. Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian 
  9. Bentukan  sungai  dapat  terlihat  dipeta  sebagai  garis  yang  memotong
    rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya
    tertera mengikuti alur sungai. 

Dalam  kondisi  sebenarnya,  sering  kali  teknik  cross  bearing  tidak  selalu
dapat  dilakukan  seperti  karena  faktor  cuaca  atau  tidak  terlihatnya  titik  ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti  ini  adalah  dengan  melakukan  analisa  dan  interpretasi  peta  untuk
kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya
dari titik awal perjalanan.

Oleh karena  itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan sebanyak  mungkin  analisa  medan  selama  perjalanan  serta  melakukan  cross  check perkiraan awal  tadi dengan  fakta yang didapatkan di  lapangan. Semakin banyak kita mengetahui  tanda –  tanda medan yang dilalui, semakin memahami pula  kita  tentang  sifat  dan  tingkat  kesulitan medan  tersebut  yang  akan  sangat berguna selama melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.

Namun, navigasi darat adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika dipraktekkan  langsung  pada  kondisi  sebenarnya.  Pemahaman  mengenai  teori dan  konsep  hanyalah  membantu  untuk  memahami  ilmu  navigasi,  bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang. Langkah-langkahnya:
  1. Tentukan beberapa titik yang menyebar
  2. Arahkan dengan menggunakan kompas
  3. Dipeta buat dengan busur derajat
  4. Titik perpotongannya merupakan titik yang dituju

Alat  yang  digunakan  untuk  reseksi  dan  interseksi,  yaitu  kompas,  busur derajat,  penggaris,  pensil,  dan  penghapus.  Dalam  menentukan  reseksi  dan interseksi, harus membuat patokan arah utara. 

0 comments:

Posting Komentar

Comment