Kamis, 22 Desember 2011

Cara Menguji Kecakapan Peserta Didik

PENGERTIAN MENGUJI DAN UJIAN KECAKAPAN
Image1.         “Menguji” dalam Gerakan Pramuka adalah “menilai“ kecakapan/ kemahiran seorang Pramuka/ peserta didik untuk memperoleh Tanda Kecakapan Umum atau Tanda Kecakapan Khusus. Dengan ujian itu benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi syarat-syarat minimal yang ditentukan, yang sesuai dengan situasi dan kondisi Pramuka yang bersangkutan.
2.         Kepramukaan adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka. “Ujian” dalam Gerakan Pramuka bagi seorang Pramuka merupakan kegiatan menarik dan menyenangkan yang memberikan padanya tambahan pengetahuan dan pengalaman serta rasa yakin akan kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya. Oleh karena itu “ujian” dalam Gerakan Pramuka adalah alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

MENGAPA PERLU MENGUJI DAN UJIAN ?
1.      Menguji bagi penguji (Pembina Pramuka) itu merupakan usaha untuk meyakini tentang :
a.  Hasil proses pendidikan yang ia selenggarakan
b.  Usaha yang dilakukan peserta didik yang dibinanya
c.  Kemampuan dirinya sebagai Pembina dalam melaksanakan tugasnya. Dengan landasan itu, maka menguji perlu untuk menilai proses pendidikan baik yang dialami peserta didik maupun yang ia alami sendiri.
2.      Ujian bagi Pramuka yang mengalami ujian itu merupakan tantangan yang harus dihadapi. Pembina Pramuka harus mampu memberi motivasi kepada Pramuka yang dibinanya untuk menghadapi tantangan itu dengan penuh keyakinan. Dengan ujian itu, maka seorang pramuka akan :
a.  Yakin tentang kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya.
b.  Yakin tentang kesanggupan baik mental maupun fisiknya.
Akhirnya para Pramuka itu akan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tabah dan yakin.

BAGAIMANA CARA MENGUJI DALAM GERAKAN PRAMUKA ?
1.      Dilihat dari sudut pelaksanaannya sebagai kegiatan, menguji itu ada dua cara, ialah :
a.  Menguji secara langsung. Dengan cara langsung ini, Pramuka yang diuji mengetahui tentang mata ujian yang akan ditempuh, waktu, tempat serta pengujinya.
b.  Menguji dengan cara tidak langsung
Dengan cara tidak langsung, Pramuka mengikuti suatu kejadian dan tidak mengetahui bahwa ia sedang diuji.
Contoh : Pada akhir kegiatan itu, tiba-tiba Pembinanya memberitahukan bahwa ia lulus untuk suatu mata ujian SKU dan membubuhi tanda tangannya. Cara ini dilaksanakan untuk ujian SKU, khususnya bagi Pramuka yang segan atau takut menempuh ujian.
2.      Dilihat dari sudut sasaran penilaian, maka menguji dilakukan dengan :
a.  Nilai formal, ialah titik berat penilaian pada usaha dan daya upaya yang sungguh-sungguh dari peserta didik untuk mencapai hasil yang diharapkannya.
b.  Nilai material, ialah titikberat penilaian pada materi atau hasil yang dicapai oleh peserta didik dari usahanya.
3.  Dalam Gerakan Pramuka, filsafat sebagi pedoman dalam menguji adalah “Tujuan itu harus dicapai dengan berusaha, mengeluarkan tenaga dan daya upaya yang sungguh-sungguh”.
Oleh karena itu dalam menguji harus menitikberatkan pada nilai formal daripada nilai material. Tegasnya nilai formal yang primer dan nilai material yang sekunder.
4.  a.       Namun demikian, Pembina Pramuka harus ingat bahwa :
“Pembina Pramuka itu menitikberatkan kepada nilai formal, sedangkan peserta didik (Pramuka) menitikberatkan kepada nilai material.
b.  Pandangan Pembina Pramuka adalah :
“Asal sudah terbukti anak didik itu berusaha sungguh-sungguh walaupun tidak berhasil secara maksimal, harus meluluskan peserta didik yang diujinya”.
c.  Pandangan peserta didik adalah :
“Mereka harus mengejar hasil daripada usahanya. Jika tidak mencapai hasil itu, mereka menganggap mereka tidak lulus”.
d.  Pembina Pramuka harus merahasiakan pandangan itu terhadap peserta didik. Ia harus bijaksana dan berlayar dengan baik diantara dua pulau (nilai formal dan nilai material).
Sebabnya :
Kalau mengutamakan nilai formal semata-mata, wibawa Pembina Pramuka akan dipandang rendah oleh peserta didik ( seolah-olah begitu mudah meluluskan mata ujian kecakapan ), sebaliknya kalau mengutamakan nilai material semata-mata, Gerakan Pendidikan Kepramukaan tidak akan berkembang.
5.  Penilaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) harus didasarkan pada nilai formal. Penilaian Syarat Kecakapan Khusus (SKK) harus didasarkan pada nilai material.
6.  Dalam menguji selalu dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
7.  Menguji harus dilakukan secara perseorangan dan tidak secara massal. Kala mata ujian harus dilaksanakan secara berkelompok, maka penilaian tetap pada perorangan.
8. Pembina Pramuka dapat menggunakan tenaga ahli/ orang lain untuk menguji peserta didiknya, namun yang membubuhkan tanda tangan adalah pembinanya selaku penanggungjawab dalam pendidikan kepramukaan.

BAGAIMANA UJIAN DALAM GERAKAN PRAMUKA ?
1.      Kepramukaan adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, dan supaya diikuti oleh setiap Pramuka. Ujian dalam Gerakan Pramuka, sebagai alat pendidikan adalah juga kegiatan kepramukaan. Oleh karena itu ujian dalam Gerakan Pramuka pun harus menarik, menyenangkan dan tidak menakutkan Pramuka.
2.      Ujian dalam Gerakan Pramuka harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
3.      Ujian dalam Gerakan Pramuka harus dilaksanakan dalam bentuk praktek secara praktis dan sesuai dengan kepentingan, keperluan, situasi, dan kondisi Pramuka yang diuji. Demikian juga adat istiadat dan kebiasaan baik maupun masyarakat setempat harus diperhatikan.
4.      Sifat penguji dalam pelaksanaan ujian harus didasarkan pada Sistim Among dan :
a.  Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan, dan rasa kesanggupan berkorban.
b.  Rasa disiplin disertai inisiatif.
c.  Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat, dan diri sendiri.

0 comments:

Posting Komentar

Comment