Jumat, 23 Desember 2011

Teknik Penelusuran Goa


Secara umum teknik penelusuran Goa tidak lain halnya dengan penggabungan teknik Rock Climbing, Mountaineering, hanya ruang dan medan serta penambahan beberapa personal equipment yang dibutuhkan lebih dikhususkan. Goa dapat dibagi menjadi dua macam karakteristik yaitu ; horizontal cave dan vertical cave.

Goa merupakan lubang dalam perut bumi, tebing serta celah lorong dalam permukaan air dengan berbagai macam karakteristik rupa dan isinya. Ada goa yang relatif kering, berlumpur, juga ada yang berair.

Kondisi goa berlumpur seringkali kita jumpai. Goa dengan lorong yang berlumpur sebenarnya tidak akan menjadi masalah bagi seorang penelusur, namun bila ketebalan lumpur mencapai ketinggian tertentu misalnya sampai lutut maka dibutuhkan teknik khusus agar kita dapat mencapai titik tertentu. Bila kita memaksa menelusurinya dengan cara berjalan seperti biasa akan kesulitan dan banyak menguras tenaga. Dalam kondisi seperti itu sebaiknya kita bergerak dengan posisi seperti berenang di kolam renang. Dengan cara seperti ini akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

Kondisi goa berair akan sangat beresiko terutama bila goa tersebut belum pernah ditelusuri sehingga kita tidak mengetahui kedalaman air dan kondisi di bawah permukaan air, untuk itu kita memerlukan fasilitas pendukung dan mengetahui prosedurnya. Penelusur goa berair dianjurkan memiliki kemampuan individu yang tinggi. Teknik yang sangat dibutuhkan dalam penelusuran lorong berair adalah kemampuan berenang dan menyelam. Namun berenang dalam goa tidak seperti berenang dalam kolam renang, karena kondisi lorong yang terbatas, gelap dan tetap mengenakan pakaian lengkap.

Dalam kondisi yang lebih khusus, seperti : Goa berair dengan lorong panjang, diperlukan peralatan tambahan seperti pelampung atau perahu karet. Goa berair dengan sungai bawah tanah yang deras, diperlukan kesiapan mental penelusur dan lebih berhati-hati. Selain itu untuk menelusuri sungai bawah tanah sebaiknya kita berjalan berlawanan arah dengan arah arus (up-stream) jangan searah dengan arus (down-stream), karena apabila kita terpeleset atau tenggelam diharapkan akan kembali ke titik semula sehingga tidak menjauh atau bahkan hilang. Bila kita terpaksa berjalan down-stream, maka nasehat terbaik adalah tingkatkanlah kewaspadaan, dan berhati-hatilah dalam berjalan.


Sump dan Siphon, adalah lorong dalam goa atau zona depresi dalam goa yang seluruhnya terendam air. Kondisi ini sangat berbahaya, biasanya para penelusur goa akan berhenti setelah bertemu dengan sump atau siphon. Untuk menelusurinya diperlukan cave diving yang beresiko tinggi. Cave diving memiliki prosentase kematian 75% tewas sehingga sebaiknya kita lebih hati-hati dan tidak perlu meneruskan bila tidak didukung dengan peralatan yang memadai dan standart safety procedure. “ So please don’t try this at Cave, VERY DANGEROUS ”.

Goa dengan lorong hampir seluruhnya terendam air dan hanya ada sedikit yang tersisa, untuk melewatinya kita harus melakukan ducking (dengan kepala menengadah). Kadang-kadang kita harus melepas helm untuk menambah ruang gerak kepala. Dalam kondisi tertentu, kita harus melakukan ducking dengan jonggok, bahkan dengan berbaring atau merangkak apabila badan tidak dapat masuk seluruhnya. Satu yang harus ditekankan disini adalah penelusur harus tetap memiliki visual area.

Pada kondisi medan goa tertentu seperti adanya air terjun ataupun lorong yang terletak diatas kita harus menggunakan teknik-teknik climbing dengan peralatan tambahan seperti pengaman sisip dan bor tebing untuk membuat lintasan. Untuk teknik-teknik free climbing dilakukan pada kondisi medan seperti :

1. Goa yang berbentuk celah dan menyempit pada bagian dasarnya.
2. Aliran air yang deras dan kita tidak mengetahui kedalamannya.
3. Sungai besar atau danau yang dalam.
4. Pemasangan rigging pada air terjun.
5. Melewati calcite floor atau oolith floor





Untuk melewati celah (turun atau naik) kita dapat menggunakan teknik chimneying atau bridging. Chimneying menggunakan kekuatan dorongan kedua kaki dan tulang belakang, untuk bergerak naik atau turun dilakukan dengan cara menggerakkan sambil mendorong kaki keluar dinding keatas dan ke bawah. Tulang belakang berfungsi sebagai tumpuan di dinding yang lain sedangkan tangan berfungsi untuk menjaga keseimbangan (lihat gambar).
Bridging menggunakan kekuatan tangan dan kaki, kaki untuk berpijak (menjadi tumpuan berat badan), mengangkat dan mencari pijakan sedangkan tangan berfungsi untuk menjaga keseimbangan (lihat gambar)
Traversing adalah teknik untuk merambat di dinding dengan arah relatif mendatar dan ke arah samping. Untuk menelusuri goa dengan dasar yang miring dengan sudut slope yang besar dapat digunakan teknik scrambling.

0 comments:

Posting Komentar

Comment